Viewers

11 Agustus 2012

Misteri Roh Dewa Penculik

 Misteri Roh Dewa Penculik
Di sebuah desa yang disekitarnya terdapat bukit-bukit dan sebiah gunung, terdapat legenda dewa penculik. Konon setiap orang yang mempunyai pikiran-pikiran jahat saat akan bersembahyang di satu-satunya kuil yang ada di dewa tersebut akan diculik oleh sang dewa penculik. Memang pada awalnya cerita ini hanya sebuah legenda dan mitos belaka untuk menakut-nakuti penduduk setempat, agar saat bersembahyang seluruh pikirannya terpusat kepada dewa. Sampai pada suatu saat, legenda ini berubah menjadi kisah nyata yang amat menakutkan. Semuanya berawal saat ada seorang kaya yang pulang kampung, karena dia menjadi orang terkaya di desanya, dia menjadi sangat sombong dan tidak pernah pergi ke kuil. Sampai suatu saat dia diperingatkan oleh orang tuanya untuk pergi ke kuil, karena tidak bisa menolak permintaan orang tuanya, diapun akhirnya memutuskan untuk pergi ke kuil seorang diri. Diapun tiba di kuil dan berdoa layaknya orang yang berdoa di kuil, tetapi pikiranya masih tertuju pada kekayaannya. Saat itu pula berhembus angin yang sangat hangat, lalu berubah menjadi sangat dingin, dan seluruh tempat itu pun diselimuti kegelapan, dan hanya sekejap saja, orang itu menghilang. Kedua orang tuanya khawatir karena anaknya tidak kunjung pulang, merekapun segera menyusul ke kuil. Setibanya di kuil, mereka tidak mendapati apapun disana, bahkan tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali, tak ada suara, yang tersisa hanya jejak kaki anaknya saja yang terhenti samapi di kuil. Mereka panik dan segera meminta bantuan orang-orang desa untuk mencari anaknya, namun tetap tidak berhasil, lalu teringatlah mereka pada legenda roh dewa peculik itu. Karena menganngap itu semua adalah perbuatan roh dewa penculik, mereka yang melakukan pencarian pun putus asa, dan menghentikan pencariannya. Untuk mengenang kepergian orang tersebut, dibuatlah topeng dari tembikar yang dibuat sangat mirip dengan orang tersebut dan digantung di dinding kuil.Namun misteri itu tetap berlanjut, setelah beberapa bulan berlalu, banyak orang-orang desa yang tiba-tiba menghilang, dan topeng yang berada didalam kuil pun makin banyak. Matsumoto Fujiwara, seorang kakek yang tinggal seorang diri tak jauh dari kuil, dia setiap pagi secara sukarela membersihkan kuil. Dia mengaku, setiap malam mendengar suara-suara aneh, seperti orang meminta pertolongan dari arah kuil, terutam beberapa hari setelah ada orang yang hilang, tapi ketika dia menyelidiki ke kuil, tidak ditemukan apapun. Warga desa pun mulai resah karena semakin hari semakin banyak warganya yang menghilang. Sampai suatu saat, direncanakan bahwa kuil itu akan diruntuhkan, tapi sebelum sempat meruntuhkan kuil, semua pekerjanya hilang lenyap pada satu malam, malam sebelum hari penghancuran kuil. Berita menghilangnya banya orang ini pun sampai ke telinga polisi, besertakan beberapa penyelidik, mereka segera meluncur ke kuil yang berada di desa tersebut. Sesampainya di TKP, polisi segera memulai penyelidikan dan mengintrogasi warga sekitar dan keluarga korban, tetapi informasi yang didapat tetaplah nihil. Hari ke-tiga penyelidikan, polisi masih belum bisa mengukap kasus ini. Penyelidikan terus berlanjut, tapi ada sesuatu kejangalan. Kepala Desa menghilang. Para warga dan polisi tidak melihat kepala desa sejak hari kedua penyelidikan. Setelah dihampiri dirumahnya, dia tidak ada. Kepala Desa selama ini tinggal seorang diri, sehingga sulit untuk mengkonfirmasi kapan tepatnya dia mulai menghilang. Polisi pun segera melanjutkan penyelidikan, setelah diusut, rentetan kasus ini terjadi setelah ada rencana untuk merobohkan kuil tersebut, dan tanahnya akan dipakai untuk bangunan yang lain, dan korban yang hilang diantaranya adalah orang-orang desa yang merencanakan perobohan kuil tersebut dal orang-orang yang setuju kuil itu dirobohkan. Kecurigaan pun muncul pada orang-orang yang tidak setuju kuil dirobohkan. Setelah semua orang diintrigasi lebih lanjut, polisi masih belum dapat membongkar kedok si pelaku, mereka pun bersiasat untuk menjebak si pelaku. Esok harinya, rencana perobohan kuil pun disusun ulang, kali ini polisi turut serta dalam perencanaan ini, dan kuil akan dirobohkan esok harinya. Malam sebelum perobohan kuil akan dimulai,  orang desa yang tadi setuju perobohan akan dilaksanakan esok hari datang ke kuil untuk berdoa. Kegelapan dan hawa dingin menyelimuti kembali, kabut yang tadinya tipis, lama kelamaan semakin menebal, roh dewa penculik telah kembali lagi. "Klap!!" beberapa lampu yang dinyalakan serentak oleh polisi menerangi tempat itu seketika, rupanya ini adalah rencana polisi untuk menangkap basah pelaku. Terlihat si pelaku yang tadinya sedang membungkam mulut orang yang sedang berdoa terlihat pucat dan kebingungan. Polisi segera menangkap si pelaku. setelah di interogasi, semuanya terungkap dengan jelas, motif si pelaku sebenarnya karena tidak setuju kauil akan di robohkan, sehingga dia memunculkan kembalimisteri roh dewa penculik yang ada di desa tersebut. Semuanya terbongkar, bagaimana tri si pelaku untuk melaksanakan kejahatannya. Tapi, tempat disembunyikannya korban penculikan masih belum diketahui, saat di interogasi si pelaku hanya berkata "Aku tidak tahu apakah mereka masih hidup, tapi jika mereka masih hidup, saat ini mereka sedang melihat dari tempat yang paling gelap dan dalam dengan tatapan kebencian."  Poslisi tidak tahu apa maksud kata-kata tersebut, mereka terus melakukan pencarian terhadap orang desa yang hilang, tetapi tetap tidak berbuah hasil, akhirnya pencarian pun  dihentikan. Kuil tersebut tidak jadi dihancurkan, mengingat akan adanya misteri roh dewa penculik tersebut. Sekalipu kasus yang barusaja terjadi bukan perbuatan dari roh dewa penculik yang sebenarnya, warga desa setuju bahwa kuil harus tetap dijaga untuk mempertahankan Misteri Roh dewa penculik tersebut. Sampai saat ini para korban belum ditemukan, tetapi, jika seandainya mereka masih hidup, seperti kata si pelaku,  saat ini mereka sedang melihat dari tempat yang paling gelap dan dalam dengan tatapan kebencian. 

Copy-Right ©
Inspired from Detective Conan Manga by. Aoyama Gosho
Illustrated by. Emanual Aldo Bima
Written by. Emanuel Aldo Bima
Published by. Emanuel Aldo Bima via Trough the Furure Blog [[ emanuelizer99.blogspot.com ]]